Program Bilangan Prima
#include<stdio.h>
main()
{
int n,i,fak=0;
puts("Program Menunjukkan Bilangan
Prima");
puts("==================================");
printf("Silahkan
Masukkan Bilangan = ");
scanf("%d",&n);
for(i=1;i<=n;i++)
{
if(n%i==0)
{
fak=fak+1;
}
}
printf("Bilangan : ");
if(fak==2)
printf("%d adalah
bilangan prima\n",n);
else
printf("\n%d bukan
bilangan prima\n\n\n",n);
}
Program Biner Desimal
#include<stdio.h>
#include<math.h>
main()
{
int bin,b=0,c=0,d,i,j;
double z=0;
int y[8];
puts("Program Konversi Biner ke
Desimal");
puts("=================================");
do
{
printf("Masukkan
biner= ");
scanf("%d",&bin);
}while(bin>11111111);
for(i=0;;i++)
{
if(bin==1)
{
y[i]=bin;
c=1;
break;
}
if(bin>=10)
{
y[i]=bin%10;
b=b+1;
}
bin=bin/10;
if(bin<10)
{
y[i+1]=bin;
c=c+1;
break;
}
}
d=b+c;
for(j=0;j<d;j++)
{
if(y[j]==0)
continue;
if(y[j]==1)
{
z=z+pow(2,j);
}
}
printf("Bilangan Desimalnya :");
printf("%.0f\n",z);
}
Desimal Biner
#include<stdio.h>
#define MAKS 100
main()
{
int x[MAKS],y,a=0,z,des;
puts("Program Konversi Desimal ke
Biner");
puts("=================================");
do
{
printf("Masukkan
bilangan desimal= ");
scanf("%d",&des);
}while(des>255);
for(y=0;x[MAKS];y++)
{
x[y]=des%2;
a=a+1;
des=des/2;
if(des<=0)
break;
}
printf("Bilangan Binernya :");
for(z=a-1;z>=0;z--)
{
printf("%d",x[z]);
}
printf("\n");
}
Fibonacci
#include<stdio.h>
main()
{
int fib1=1,fib2=1,x,y,z;
puts("Program Deret Fibonacci");
puts("=======================");
printf("Masukkan
banyaknya deret fibonacci= ");
scanf("%d",&x);
printf("%5d",fib1);
printf("%5d",fib2);
for(y=3;y<=x;y++)
{
z=fib1+fib2;
printf("%5d",z);
fib1=fib2;
fib2=z;
}
printf("\n");
}
Membalik Bilangan
#include<stdio.h>
main()
{
int i,j,jml;
char bil[50];
puts("===>>Program
Membalik Bilangan<<===");
printf("\nInput
bilangan: ");
gets(bil);
jml=0;
for
(i=0;bil[i];i++)
jml=jml++;
printf("Jika
dibalik menjadi:\n");
for(j=jml-1;j>=0;j--)
printf("%c",bil[j]);
printf("\n\n");
}
Membalik kalimat
#include<stdio.h>
main()
{
int i,jum=0;char kar[100];
puts("===>>Program
Membalik Kalimat<<===");
printf("\nMasukkan
kalimat :");
gets(kar);
for(i=0;kar[i];i++)
jum=jum++;
printf("\nSetelah
dibalik :");
for(i=jum-1;i>=0;i--)
printf("%c",kar[i]);
printf("\n\n");
}
Memilah bilangan
#include < stdio.h >
#include < stdlib.h >
main()
{
int
bil,nbil,satuan=1000;
puts("===>>Program
Memilah Bilangan<<===");
printf("\nMasukkan
bilangan: ");
scanf("%d",
&bil);
printf("Tampilannya
adalah: ");
if (bil>9999)
{
printf("Masukan
salah ");
exit(0);
}
while
(bil>0 || bil<0)
{
nbil
= bil / satuan;
bil
= bil % satuan;
if(nbil>0
|| nbil<0)
{
nbil=nbil*satuan;
printf("%d
", nbil);
}
satuan
= satuan / 10;
}
printf("\n\n\n");
}
Palindrom
#include <stdio.h>
#include <string.h>
main()
{
char
kalimat[100],a;
int hasil;
puts("Program
Kalimat Palindrom");
puts("=========================");
printf("Masukkan
kalimat= ");
gets(kalimat);
a=strlen(kalimat);
hasil=palindrom(kalimat,a);
if (hasil==(a/2))
printf("Termasuk
Palindrom\n");
else
printf("Bukan
Palindrom\n");
}
int palindrom(char kata[100],int n)
{
int i,b=1,a=0;
for(i=0;i<(n/2);i++)
{
if(kata[i]==kata[n-b])
{
a++;
b++;
}
else
continue;
}
return a;
}
Penjumlahan Matriks
#include<stdio.h>
main()
{
int
M1[2][2],M2[2][2],M3[2][2],i,j,k,l,a,b,c,d;
puts("Program Penjumlahan Matriks");
puts("===========================");
for(i=0;i<2;i++)
{
for(j=0;j<2;j++)
{
printf("Masukkan matrik 1[%d][%d]= ",i+1,j+1);
scanf("%d",&M1[i][j]);
}
}
printf("\n");
for(k=0;k<2;k++)
{
for(l=0;l<2;l++)
{
printf("Masukkan matrik 2[%d][%d]= ",k+1,l+1);
scanf("%d",&M2[k][l]);
M3[k][l]=M1[k][l]+M2[k][l];
}
}
printf("\n");
for(a=0;a<2;a++)
{
for(b=0;b<2;b++)
{
printf("%3d",M1[a][b]);
}
printf("\t");
for(c=0;c<2;c++)
{
printf("%3d",M2[a][c]);
}
printf("\t");
for(d=0;d<2;d++)
{
printf("%3d",M3[a][d]);
}
printf("\n");
}
printf("\n");
}
Perkalian Matriks
#include<stdio.h>
main()
{
int
M1[2][3],M2[3][2],M3[2][2];
int i,j,k,l,m,n,a,b,c,d,hsl;
puts("Program Perkalian Matriks");
puts("=========================");
for(i=0;i<2;i++)
{
for(j=0;j<3;j++)
{
printf("Masukkan Matrik 1 [%d][%d]= ",i+1,j+1);
scanf("%d",&M1[i][j]);
}
}
printf("\n");
for(k=0;k<3;k++)
{
for(l=0;l<2;l++)
{
printf("Masukkan Matrik 2 [%d][%d]= ",k+1,l+1);
scanf("%d",&M2[k][l]);
}
}
printf("\n");
for(m=0;m<2;m++)
{
for(n=0;n<2;n++)
{
hsl=0;
for(a=0;a<3;a++)
{
d=M1[m][a]*M2[a][n];
hsl=hsl+d;
}
M3[m][n]=d;
}
}
for(b=0;b<2;b++)
{
for(c=0;c<2;c++)
{
printf("%4d",M3[b][c]);
}
printf("\n");
}
printf("\n");
}
Ad-dien menurut Al-Qur’an
• Dienullah, DienuI Islam [48:28, 61:9] Dienullah dibawa
oleh semua Rosul dan nabi untuk keselamatan manusia. Disebut juga dengan dienul
haq (dienus samaawi).
• Dienul ghoiru dienullah, bukan dari Allah. Jumlahnya lebih dari satu (QS. 48;28) hasil rekayasa pikiran manusia, biasa disebut agama budaya (dienul ardli)
• Dienul ghoiru dienullah, bukan dari Allah. Jumlahnya lebih dari satu (QS. 48;28) hasil rekayasa pikiran manusia, biasa disebut agama budaya (dienul ardli)
• Bukan tumbuh dari masyarakat, tapi diturunkan untuk
masyarakat. Disampaikan oleh manusia pilihan Allah (utusan-Nya), utusan itu
hanya menyampaikan bukan menciptakan.
• Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia.
• Konsep tentang Tuhannya adalah Tauhid.
• Pokok-pokok ajarannya tidak pernah berubah dengan perubahan masyarakat penganutnya.
• Kebenarannya universal dan sesuai dengan fitrah manusia
• Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia.
• Konsep tentang Tuhannya adalah Tauhid.
• Pokok-pokok ajarannya tidak pernah berubah dengan perubahan masyarakat penganutnya.
• Kebenarannya universal dan sesuai dengan fitrah manusia
Ciri-ciri dienul ardli :
• Tumbuh dalam masyarakat.
• Tidak disampaikan oleh Rosul Allah.
• Umumnya tidak memilki kitab suci, walaupun ada sudah mengalami perubahan-perubahan dalam perjalanan sejarah.
• Konsep Tuhannya dinamisme, animisme, politheisme, dll.
• Ajarannya dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan masyarakat penganutnya .
• Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi segenap manusia, masa dan keadaan.
• Tidak disampaikan oleh Rosul Allah.
• Umumnya tidak memilki kitab suci, walaupun ada sudah mengalami perubahan-perubahan dalam perjalanan sejarah.
• Konsep Tuhannya dinamisme, animisme, politheisme, dll.
• Ajarannya dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan masyarakat penganutnya .
• Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi segenap manusia, masa dan keadaan.
Pengertian Islam secara Ethimologi/ Bahasa :
• Tunduk patuh, berserah diri (al-istislaam) [3:83].
• Damai (as-silm) .
• Bersih (as-saliim)
• Aturan Illahi yang diberikan kepada manusia yang berakal sehat untuk kebahagiaan hidup mereka di dunia dan akhirat.
• Ajaran lslam :
• Damai (as-silm) .
• Bersih (as-saliim)
• Aturan Illahi yang diberikan kepada manusia yang berakal sehat untuk kebahagiaan hidup mereka di dunia dan akhirat.
• Ajaran lslam :
- Sesuai fitrah manusia QS. 30;10 Kepentingan seluruh
manusia QS 34;28
- Rahmat seluruh alam QS 21;107
- Untuk meningkatkan kualitas hidup manusia QS. 2;179
- Sangat sempurna QS. 5:3
- Rahmat seluruh alam QS 21;107
- Untuk meningkatkan kualitas hidup manusia QS. 2;179
- Sangat sempurna QS. 5:3
Referensi
Diktat agama IPB, K.H. Didin Hafidhuddin
Diktat agama IPB, K.H. Didin Hafidhuddin
Makna Ma’rifatullah
• Ma’rifatullah berasal dari kala ma’rifah dan Allah.
Ma’rifah berarti mengetahui, mengenal. Mengenal Allah bukan melalui zat Allah
tetapi mengenal-Nya lewat tanda-tanda kebesaranNya (ayat-ayatNya).
Pentingnya Mengenal Allah
• Seseorang yang mengenal Allah pasti akan tahu tujuan
hidupnya (QS 51:56) dan tidak tertipu oleh dunia .
• Ma’rifatullah merupakan ilmu yang tertinggi yang harus difahami manusia (QS 6:122). Hakikat ilmu adalah memberikan keyakinan kepada yang mendalaminya. Ma’rifatullah adalah ilmu yang tertinggi sebab jika difahami memberikan keyakinan mendalam. Memahami Ma’rifatullah juga akan mengeluarkan manusia dari kegelapan kebodohan kepada cahaya hidayah yang terang [6:122] .
• Berilmu dengan ma’rifatullah sangat penting karena:
• Ma’rifatullah merupakan ilmu yang tertinggi yang harus difahami manusia (QS 6:122). Hakikat ilmu adalah memberikan keyakinan kepada yang mendalaminya. Ma’rifatullah adalah ilmu yang tertinggi sebab jika difahami memberikan keyakinan mendalam. Memahami Ma’rifatullah juga akan mengeluarkan manusia dari kegelapan kebodohan kepada cahaya hidayah yang terang [6:122] .
• Berilmu dengan ma’rifatullah sangat penting karena:
a) Berhubungan dengan obyeknya, yaitu Allah Sang Pencipta.
b) Berhubungan dengan manfaat yang diperoleh, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, yang dengannya akan diperoleh keberuntungan dan kemenangan.
b) Berhubungan dengan manfaat yang diperoleh, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, yang dengannya akan diperoleh keberuntungan dan kemenangan.
Jalan untuk mengenal Allah
1. Lewat akal:
• Ayat Kauniyah / ayat Allah di alam ini:
- fenomena terjadinya alam (52:35)
- fenomena kehendak yang tinggi(67:3)
- fenomena kehidupan (24:45)
- fenomena petunjuk dan ilham (20:50)
- fenomena pengabulan doa (6:63)
- fenomena terjadinya alam (52:35)
- fenomena kehendak yang tinggi(67:3)
- fenomena kehidupan (24:45)
- fenomena petunjuk dan ilham (20:50)
- fenomena pengabulan doa (6:63)
• Ayat Qur’aniyah/ayat Allah di dalam Al-Qur’an:
- keindahan Al-Qur’ an (2:23)
- pemberitahuan tentang umat yang lampau [9:70]
- pemberitahuan tentang kejadian yang akan datang (30:1-3, 8:7, 24:55)
- keindahan Al-Qur’ an (2:23)
- pemberitahuan tentang umat yang lampau [9:70]
- pemberitahuan tentang kejadian yang akan datang (30:1-3, 8:7, 24:55)
2. Lewat memahami Asma’ul Husna:
- Allah sebagai Al-Khaliq (40:62)
- Allah sebagai pemberi rizqi (35:3, 11:6)
- Allah sebagai pemilik (2:284)
- dll. (59:22-24)
- Allah sebagai pemberi rizqi (35:3, 11:6)
- Allah sebagai pemilik (2:284)
- dll. (59:22-24)
Hal-hal yang menghalangi ma’rifatullah
• Kesombongan (QS 7:146; 25:21).
• Dzalim (QS 4:153) .
• Bersandar pada panca indera (QS 2:55) .
• Dusta (QS 7:176) .
• Membatalkan janji dengan Allah (QS 2:2&-27) .
• Berbuat kerusakan/Fasad .
• Lalai (QS 21:1-3) .
• Banyak berbuat ma’siyat .
• Ragu-ragu (QS 6:109-110)
• Kesombongan (QS 7:146; 25:21).
• Dzalim (QS 4:153) .
• Bersandar pada panca indera (QS 2:55) .
• Dusta (QS 7:176) .
• Membatalkan janji dengan Allah (QS 2:2&-27) .
• Berbuat kerusakan/Fasad .
• Lalai (QS 21:1-3) .
• Banyak berbuat ma’siyat .
• Ragu-ragu (QS 6:109-110)
Semua sifat diatas merupakan bibit-bibit kekafiran kepada
Allah yang harus dibersihkan dari hati. Sebab kekafiranlah yang menyebabkan
Allah mengunci mati, menutup mata dan telinga manusia serta menyiksa mereka di
neraka. (QS 2:6-7)
Referensi
Said Hawwa, Allah Jalla Jalaluhu
Aqidah Seorang Muslim 1, Al-Ummah
Said Hawwa, Allah Jalla Jalaluhu
Aqidah Seorang Muslim 1, Al-Ummah
Makna Risalah dan Rasul
• Risalah: Sesuatu yang diwahyukan A11ah SWT berupa
prinsip hidup, moral, ibadah, aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar
terwujud kebahagiaan di dunia dan akhirat.
• Rasul: Seorang laki-laki (21:7) yang diberi wahyu oleh Allah SWT yang berkewajiban untuk melaksanakannya dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada manusia.
• Rasul: Seorang laki-laki (21:7) yang diberi wahyu oleh Allah SWT yang berkewajiban untuk melaksanakannya dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada manusia.
Pentingnya iman kepada Rasul
• Iman kepada para rasul adalah salah satu Rukun Iman. Seseorang tidak dianggap muslim dan mukmin kecuali ia beriman bahwa Allah mengutus para rasul yang menginterprestasikan hakekat yang sebenarnya dari agama Islam, yaitu Tauhidullah .
• Juga tidak dianggap beriman atau muslim kecuali ia beriman kepada seluruh rasul, dan tidak membedakan antara satu dengan yang lainnya. (Al-Asyqor:56)
• Iman kepada para rasul adalah salah satu Rukun Iman. Seseorang tidak dianggap muslim dan mukmin kecuali ia beriman bahwa Allah mengutus para rasul yang menginterprestasikan hakekat yang sebenarnya dari agama Islam, yaitu Tauhidullah .
• Juga tidak dianggap beriman atau muslim kecuali ia beriman kepada seluruh rasul, dan tidak membedakan antara satu dengan yang lainnya. (Al-Asyqor:56)
Tugas para rasul
1. Menyampaikan (tablig) [5:67, 33:39]. Yang disampaikan berupa:
• Ma’rifatullah [6:102] (Mengenal hakikat Allah) .
• Tauhidullah [21:25] [Mengesakan Allah] .
• Basyir wa nadzir [6:48] (Memberi kabar gembira dan peringatan)
2. Mendidik dan Membimbing [62:2]
1. Menyampaikan (tablig) [5:67, 33:39]. Yang disampaikan berupa:
• Ma’rifatullah [6:102] (Mengenal hakikat Allah) .
• Tauhidullah [21:25] [Mengesakan Allah] .
• Basyir wa nadzir [6:48] (Memberi kabar gembira dan peringatan)
2. Mendidik dan Membimbing [62:2]
Sifat-sifat para rasul
1. Mereka adalah manusia (17:93-94,8:110]
2. Ma’shum [terjaga dari kesalahan] [3:161, 53:1-4]
3. Sebagai suri teladan [33:2l, 6:89-90]
1. Mereka adalah manusia (17:93-94,8:110]
2. Ma’shum [terjaga dari kesalahan] [3:161, 53:1-4]
3. Sebagai suri teladan [33:2l, 6:89-90]
Referensi
• Kelompok Studi Al-Ummah, Aqidah Seorang Muslim, hal. 60-71
• Al-Asyqor, Dr. Limar Sulaiman, Para Rasul dan Risalahnya, Pustaka Mantiq
• Kelompok Studi Al-Ummah, Aqidah Seorang Muslim, hal. 60-71
• Al-Asyqor, Dr. Limar Sulaiman, Para Rasul dan Risalahnya, Pustaka Mantiq
I. Pendahuluan
Kalimat syahadat adalah pintu gerbang seseorang menjadi
muslim. Ketika seseorang ingin masuk Islam, hal pertama yang dilakukan adalah
mengucapkan “Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammaddar
rosuulullaah”. Dengan ucapan tersebut ia otomatis sudah menjadi seorang muslim
yang memiliki konsekuensi menjalankan syariat Islam. Kalimat ini pulalah yang
menentukan seseorang itu husnul khatimah atau su’ul khatimah di akhir hayatnya.
Dengan kalimat ini pula pintu syurga terbuka untuknya.
Konsep yang terkandung dalam kalimat laa ilaaha illallaah
adalah konsep pembebasan manusia dari penghambaan apapun kecuali Allah SWT
semata-mata. Manusia menafikkan secara langsung segala bentuk ketuhanan yang
ada di alam ini, kecuali hanya Allah SWT. Penolakan tersebut bertujuan untuk
membersihkan aqidah dari syubhat ketuhanan dan menegaskan bahwa segala arti dan
hakikat ketuhanan itu hanya ada pada Allah.
Kalimat syahadah ini memberikan
pemahaman kepada kita dalam memahami dan bersikap bahwa tidak ada pencipta
kecuali Allah saja, tiada pemberi rizki selain Allah, tiada pemilik selain
Allah, tiada yang dicintai selain Allah, tiada yang ditakuti selain Allah,
tiada yang diharapkan selain Allah, tiada yang menghidupkan dan mematikan
selain Allah, tiada yang melindungi selain Allah, tiada daya dan kekuatan
selain Allah dan tiada yang diagungkan selain Allah. Kemudian pengakuan
Muhammad Rasulullah adalah menerima cara menghambakan diri berasal dari
Rasulullah SAW sehingga tata cara penghambaan hanya berasal dari tuntunan Allah
yang disampaikan kepada rasul-Nya.
Oleh karena itu syahadatain menjadi suatu pondasi dari
sebuah metode lengkap yang menjadi asas kehidupan umat muslim. Dengan pondasi
ini kehidupan Islami akan dapat ditegakkan. Semakin dalam pemahaman kita
terhadap konsep syahadatain dan semakin menyeluruh kita mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari, maka semakin utuh kehidupan Islami tumbuh dalam
masyarakat muslim.
II. Definisi Syahadah
1. Secara bahasa, “Asyhadu” berarti saya bersaksi. Kesaksian ini bisa dilihat dari waktu, termasuk dalam aktivitas yang sedang berlangsung dan masih sedang dilakukan ketika diucapkan Asyhadu ini sendiri memiliki tiga arti:
a. Al I’lan (pernyataan), QS. Ali Imran (3) : 18
b. Al Wa’d (janji), QS. Ali Imran (3) : 81
c. Al Qosam (sumpah), QS. Al Munafiqun (63) : 2
2. Secara istilah syahadat merupakan pernyataan, janji sekaligus sumpah untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya melalui :
a. Pembenaran dalam hati (tasdiqu bil qolbi)
b. Dinyatakan dengan lisan (al qaulu bil lisan)
c. Dibuktikan dengan perbuatan (al ’amalu bil arkan)
Menurut hadist : “Iman adalah dikenali oleh hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan rukun-rukunnya”. (HR Ibnu Hibban)
Setelah memahami syahadah maka akan muncul keimanan, keimanan ini harus terus disempurnakan dengan sikap istiqomah, QS. Al Fushilat (41)
Istiqomah yang benar akan menghasilkan :
a.&nbp;Syaja’ah (berani), QS.Al Maidah (5) : 52
b. Ithmi’nan (ketenangan), QS Ar Ra’du (13) : 28
c. Tafa’ul (optimis)
1. Secara bahasa, “Asyhadu” berarti saya bersaksi. Kesaksian ini bisa dilihat dari waktu, termasuk dalam aktivitas yang sedang berlangsung dan masih sedang dilakukan ketika diucapkan Asyhadu ini sendiri memiliki tiga arti:
a. Al I’lan (pernyataan), QS. Ali Imran (3) : 18
b. Al Wa’d (janji), QS. Ali Imran (3) : 81
c. Al Qosam (sumpah), QS. Al Munafiqun (63) : 2
2. Secara istilah syahadat merupakan pernyataan, janji sekaligus sumpah untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya melalui :
a. Pembenaran dalam hati (tasdiqu bil qolbi)
b. Dinyatakan dengan lisan (al qaulu bil lisan)
c. Dibuktikan dengan perbuatan (al ’amalu bil arkan)
Menurut hadist : “Iman adalah dikenali oleh hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan rukun-rukunnya”. (HR Ibnu Hibban)
Setelah memahami syahadah maka akan muncul keimanan, keimanan ini harus terus disempurnakan dengan sikap istiqomah, QS. Al Fushilat (41)
Istiqomah yang benar akan menghasilkan :
a.&nbp;Syaja’ah (berani), QS.Al Maidah (5) : 52
b. Ithmi’nan (ketenangan), QS Ar Ra’du (13) : 28
c. Tafa’ul (optimis)
III. Jenis-jenis Syahadah
a. Syahadah Rububiyah yaitu pengakuan identitas terhadap Allah sebagai pencipta, pemilik, pemelihara dan penguasa,
QS. Al A’raf (7) : 172
b. Syahadah Uluhiyah yaitu : pengakuan loyalitas terhadap Allah sebagai satu-satunya supremasi yang boleh disembah dan ditaati, QS. Al A’raf (7) : 54
c. Syahadah risalah yaitu pengakuan terhadap diri Muhammad SAW sebagai utusan-Nya beliau adalah panutan terbaik bagi manusia,
QS. Al Ahzab (33) : 21
Referensi :
1. Syahadahmu syahadahku, paket BPNF
2. Memurnikan la ilahaa illallah, Mu Said Al Qathrani, M. Bin Abd. Wahhab, M Quthb
3. Pengantar Studi Aqidah Islam, Dr. Ibrahim Muhammad bin Al Buraikan
4. Ma’na Syahadah, Dr, Irwan Prayitno
5. Petunjuk Jalan Sayyid Quthb
a. Syahadah Rububiyah yaitu pengakuan identitas terhadap Allah sebagai pencipta, pemilik, pemelihara dan penguasa,
QS. Al A’raf (7) : 172
b. Syahadah Uluhiyah yaitu : pengakuan loyalitas terhadap Allah sebagai satu-satunya supremasi yang boleh disembah dan ditaati, QS. Al A’raf (7) : 54
c. Syahadah risalah yaitu pengakuan terhadap diri Muhammad SAW sebagai utusan-Nya beliau adalah panutan terbaik bagi manusia,
QS. Al Ahzab (33) : 21
Referensi :
1. Syahadahmu syahadahku, paket BPNF
2. Memurnikan la ilahaa illallah, Mu Said Al Qathrani, M. Bin Abd. Wahhab, M Quthb
3. Pengantar Studi Aqidah Islam, Dr. Ibrahim Muhammad bin Al Buraikan
4. Ma’na Syahadah, Dr, Irwan Prayitno
5. Petunjuk Jalan Sayyid Quthb
0 komentar:
Posting Komentar